Jumat, 10 Desember 2010

Laporan Dana Peduli Merapi (2)

Berikut adalah laporan berupa penerimaan barang dan pendistribusian barang

Penerimaan Barang Peduli Merapi

pendistribusian barang

berikut pengeluaran untuk operasional yang tercatat, untuk pengeluaran operasional ini akan sepenuhnya ditanggung oleh vihara karangdjati.

operasional

(Update) Laporan Dana Peduli Merapi

berikut kami laporkan dana yang diterima lewat panitia lokal peduli merapi via Vihara karangdjati, serta penggunaan sementara.


A.penerimaan Uang Dan Barang(2)

Pembelanjaan Barang Peduli Merapi

Senin, 09 Agustus 2010

Asadha Puja 2554 tahun 2010 Vihara Karangdjati


Perayaan Asadha Puja 2554 tahun 2010 Vihara Karangdjati telah dilaksanakan dengan lancar pada hari Jumat, tanggal 30 Juli 2010, dimulai tepat jam 19.00 WIB. Hadir dalam acara ini, adalah Bhikkhu Piyadhiro, serta sekitar 100 umat Buddha di Yogyakarta.
Dalam Kotbahnya, Bhikkhu Piyadhiro menyampaikan, pentingnya menjaga kesadaran setiap saat, sehingga pikiran kita terkendali. Latihan ini perlu terus dilakukan agar terhindar dari sebab-sebab penderitaan. Pilihan terhadap jalan tengah berunsur delapan itulah yang diajarkan sang Buddha untuk bisa bebas dari penderitaan menuju kebahagiaan, dan bukan masuk dalam jalan ekstrim untuk memuaskan nafsu inderawi, atau jalan ekstrim penyiksaan diri. Dua jalan ekstrim itu tidak akan menolong manusia bebas dari penderitaan.
Asadha sendiri adalah hari raya untuk memperingati kotbah pertama Sang Buddha, atau dikenal dengan pemutaran Rodha Dhamma. Selain itu, untuk pertama kalinya juga Sang Buddha menerima murid yang kemudian ditahbiskan menjadi Bhikkhu, sehingga sangha (kumpulan para bhikkahu) terbentuk untuk pertama kalinya. Peritiwa itu semua terjadi pada Purnama Bulan Asadha, di Taman Rusa isipatana, Migadaya.










Sabtu, 07 Agustus 2010

Asadha Puja 2554 tahun 2010 Vihara Karangdjati


Perayaan Asadha Puja 2554 tahun 2010 Vihara Karangdjati telah dilaksanakan dengan lancar pada hari Jumat, tanggal 30 Juli 2010, dimulai tepat jam 19.00 WIB. Hadir dalam acara ini, adalah Bhikkhu Piyadhiro, serta sekitar 100 umat Buddha di Yogyakarta.
Dalam Kotbahnya, Bhikkhu Piyadhiro menyampaikan, pentingnya menjaga kesadaran setiap saat, sehingga pikiran kita terkendali. Latihan ini perlu terus dilakukan agar terhindar dari sebab-sebab penderitaan. Pilihan terhadap jalan tengah berunsur delapan itulah yang diajarkan sang Buddha untuk bisa bebas dari penderitaan menuju kebahagiaan, dan bukan masuk dalam jalan ekstrim untuk memuaskan nafsu inderawi, atau jalan ekstrim penyiksaan diri. Dua jalan ekstrim itu tidak akan menolong manusia bebas dari penderitaan.
Asadha sendiri adalah hari raya untuk memperingati kotbah pertama Sang Buddha, atau dikenal dengan pemutaran Rodha Dhamma. Selain itu, untuk pertama kalinya juga Sang Buddha menerima murid yang kemudian ditahbiskan menjadi Bhikkhu, sehingga sangha (kumpulan para bhikkahu) terbentuk untuk pertama kalinya. Peritiwa itu semua terjadi pada Purnama Bulan Asadha, di Taman Rusa isipatana, Migadaya.

Jumat, 30 Juli 2010

Pindapata SMB Karangdjati ke Vihara Mendut


“Adik-adik baris yang rapi ya, tuh Bhante dan Samanera saja rapi sekali!” Kakak-kakak sekolah minggu mengatur barisan adik-adiknya. Suasana riuh karena harus mengatur anak-anak terdengar. Ditambah dengan pertanyaan kenapa harus lepas alas kaki, apa boleh ngasih uang dll, acara pindapata yang diadakan kali ini emang menjadi ajang pengenalan salah satu tradisi Buddhis yang efektif.
Siang hari Minggu tanggal 18 Juli 2010, Sekolah Minggu Vihara Karangdjati berkunjung ke Vihara Mendut, dengan acara khusus untuk melaksanakan Pindapata, berdana makan kepada para Bhikkhu dan samanera. Hal ini dilakukan bertepatan dengan pelaksanaan Program Pabbaja Samanera Sementara dari Sangha Theravada Indonesia.
Pindapata adalah tradisi para samana. Para Bhikkhu dan samanera akan berjalan keluar vihara ke kampung-kampung untuk memberi kesempatan berdana makanan kepada Umat awam. Makanan itu dikumpulkan dalam mangkuk atau pata, sehingga dikenal dengan pindapata. Karena kondisi yang tak memungkinkan layaknya di negara Buddhis, di Indonesia tradisi ini jarang dilakukan. Akibatnya muncul kurangnya pemahaman tentang Pindapata ini, sehingga sering ditemukan praktek-praktek yang kurang tepat dalam Pindapata misalnya memberikan dana berupa materi, bukan makanan. Nah, kesempatan ini  bagus bagi anak-anak sekolah Minggu Vihara Karangdjati, karena berkesempatan untuk belajar dan langsung praktek Pindapata.
Begitu jadwal makan siang bagi para Bhkkhu dan samanera, anak-anak ini telah siap dengan paket makanannya. Satu-persatu Para samana lewat di depannya, satu persatu mereka memberikan paket makan itu ke dalam mangkok para samana itu. Setelah itu, semua ikut kedalam ruang makan para samana untuk mengikuti renungan terhadap makanan. Kesmepatan berkunjung ke vihara Mendut, juga dimanfaatkan dengan baik untuk melihat keindahannya sekaligus  foto-foto tentu saja.

 ayo baris yang rapi..

 mana sih Bhantenya, gak datang-datang.. (tolah-toleh)


terima dana kami Bhante..

Sabtu, 10 Juli 2010

Live In Adik-Adik Sekolah Minggu di Kulon Progo : Aku pasti Bisa!

Apa jadinya kalau anak-anak yang terbiasa tinggal di perkotaan, untuk sementara waktu tinggal di desa dan mengikuti kegiatan masyarakat desa? Seru pastinya. Ini yang terjadi pada adik-adik Sekolah Minggu Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya dan adik-adik Sekolah Minggu Vihara Karangdjati Jogja, dalam kegiatan Live In Kulonprogo

Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, dari tanggal 1-3 juli 2010 bertempat di dusun Gunung Kelir, desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo Kulonprogo, dan diikuti sejumlah 29 anak dan 10 kakak pendamping. Tanggal 1 juli, rombongan dari Jakarta tiba di Vihara karangdjati Jogja, untuk mandi, makan pagi dan isitirahat sejenak setelah perjalanan jauh menggunakan bis. Siangnya, rombongan ini bersama-sama dengan rombongan dari Jogja bersama-sama bermain di taman Pintar jogja. Setelah capek bermain, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju lokasi live in. Karena lokasi yang tidak memungkinkan untuk menggunakan bis besar, rombongan pindah ke bis kecil dan mengangkut mereka menempuh perjalanan naik gunung.

Sambutan hangat diberikan olah masyarakat dan kakak-kakak dari Vihara setempat yang memang sudah menunggu sejak siang. Setelah istirahat sejenak, adik-adik langusng menuju rumah tempat tinggalnya.Selama live in ini adik-adik dikenalkan dengan kegiatan masayarakat setempat, utamanya beternak kambing etawa dan membuat gula jawa. Mereka juga diharuskan belajar mengikuti pola hidup seperti masyarakat setempat.

Selain itu, diadakan juga kegiatan wisata berupa tracking ke obyek wisata Goa, yang dikemas dengan model mencari jejak. Penutupan acara ini ditandai dengan penyerahan bingkisan paket alat sekolah kepada adik-adik sekolah minggu Vihara setempat. Paket bantuan ini merupakan hasil dari pengumpulan Koran bekas oleh adik-adik Sekolah Minggu Jakarta, jadi benar-banar hasil dari adik-adik sendiri.

Siang hari, tanggal 3, dengan gerimis yang turun didaerah itu, rombongan berpamitan untuk kembali ke kota asal. Pengalaman berharga telah didapatkan oleh adik-adik ini, bagaimana makan, mandi, tidur, dan berkegiatan bersama penduduk desa. Dengan demikian kegiatan ini diharapkan bukan sekedar mengisi liburan, tapi juga mendidik empati sejak dini. Seuaii tema kegiatan, Aku pasti Bisa! Adik-adik juga diharapkan akan bisa mengatasi segala hal yang mungkin tidak begitu disukai, agak dapat lebih tumbuh berkambang lebih baik. Prestasi juga buat sekolah minggu Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya dan Vihara Karangdjati Jogja, yang menjadi pioneer kegiatan live in model ini untuk usia anak-anak SD.









Jumat, 18 Juni 2010

Perayaan Waisak 2554 tahun 2010 Vihara Karangdjati


Perayaan waisak 2554 tahun 2010 di Vihara Karangdjati telah dilaksanakan pada hari rabu, 9 juni 2010 tepat mulai jam 19.00 WIB. Perayaan yang dihadiri sekitar 250 umat Buddha ini berlangsung dengan khimad. Hadir dalam perayaan  kali ini Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera dan Bhikkhu Piyadhiro.
Dalam Khotbah waisaknya, Bhikkhu sri Pannyavaro mengulang kembali usaha Pangeran Sidharta untuk mencapai kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati dari pencapaian pencerahan sempurna yang dapat dicapai ini melampaui kemakmuran secara materi. Sidharta, meninggalkan kemakmuran duniawi yang melimpah, dan dapat membuktikan bahwa kemamuran duniawi itu bukanlah kebahagiaan sejati.
Bhikkhu Sri pannyavaro kembali mengingatkan bahwa ketika masih kurang kita berjuang untuk menjadi makmur, namun meski kita sudah cukup beruntung kita masih tetap saja memiskinkan diri dengan terus menerus memprioritaskan kepentingan materi. Meneladani jalan Buddha, maka semesthinya kita juga memperjuangan kebajikan selain juga kemakmuran duniawi, sebagai jalan menuju kebahagiaan sejati.
Perayaan waisak kali ini juga disertai dengan  pradaksina, dengan berkeliling patimaghara sebanyak 3 kali, dengan persembahan puja seperti lilin, dupa dan bunga, sambil merenungkan sifat-sifat Buddha, Dhamma dan Sangha. Pradaksina ini berlangsung dengan suasana khimad dan hening.






Detik-detik Waisak di Vihara Karangdjati


Detik-detik waisak adalah saat yang ditunggu-tungggu oleh semua umat Buddha. Karena saat itulah, tepat peringatan tiga peristiwa besar, yaitu lahirnya Sidharta, Sidharta menjadi Buddha, dan Parinibananya sang Buddha.
Tahun ini 2554 tahun 2010, detik-detik waisak tepat berlangsung pada pukul 06:07.03 WIB. sekitar jam 5 pagi, umat Vihara Karangdjati sudah berdatangan ke Vihara untuk merayakan detik-detik Waisak ini. Meski harus bangun pagi-pagi, tapi semangat akhirnya akan mengalahkan segala bentuk kemalasan dalam memperingati detik-detik waisak.
Rangkaian acara sendiri dimulai tepat jam 05:30 WIB. Acara dimulai dengan rangkaian Paritta, dan membacakan Waisak Puja bersama-sama. Setalah itu, acara inti, melakukan meditasi bersama, yang akan berlangsung sampai melewati tepat detik-detik waisak. Pesan waisak Sangha Theravada Indonesia dibacakan oleh Ketua Vihara juga melengkapi rangkain acara ini.
Acara pagi ini ditutup dengan saling mengucapkan selamat waisak sesama umat, sambil diiringi lagu-lagu waisak. Suasana gembira dan haru sangat terasa, ketika acara ini berlangsung. Selain itu, seperti juga tahun lalu, detik-detik waisak juga diteruskan dengan potong tumpeng untuk mengungkapkan kebahagiaan waisak, dan makan bersama. Susana kekeluargaan  di Vihara adalah kebahagiaan tersendiri dalam merayakan waisak







Baksos untuk masyarakat Sekitar Vihara Karangdjati



Tidak seperti biasanya, hari itu, rabu 26 Mei 2010, rumahKetua RW di Karangdjati, Sinduadi, mendadak ramai, penuh dengan peralatan medis dan apotek. RW tersebut merupakan RW dimana  Vihara karangdjati bermukim. Hari itu dilakukan bakti sosial pengobatan gratis kepada masyarakat umum. Pengobatan gratis ini merupakan salah satu rangakain dari acara menyambut waisak 2554 tahun 2010.
Tim medis yang hadir merupakan tim medis dari panitia nasional Waisak Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI), yang sebelumnya melakukan bakti social serupa di lingkungan Vihara Buddha Murti Prambanan Klaten, dan Vihara Dharma Suriya Kaloran Temanggung.
Bagi Vihara karangdjati sendiri, ini adalah untuk pertama kalinya berkesempatan melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat umum dise kitar vihara, sehingga merupakan kesempatan yang berharga. Tak heran kalau kemudian pengurus RT RW setempat merespon baik program ini, yang dapat memberikan manfaat secara nyata kepada masyarakat.
Ada yang unik dari baksos ini. Meski bertajuk bakti social kesehatan, namun diselengarakan juga potong rambut gratis. Ternyata potong rambut gratis ini menarik warga untuk datang dan melakukan potong rambut. Mengingat begitu bermanfaatnya program ini, semoga dapat dilakukan kembali di lain kesempatan.




Bakti Sosial Kesehatan di Kulon Progo



Kabut tebal dan dingin, serta jalan yang naik turun tak mengurangi semangat tim kesehatan dari Kota Jogja di lereng menorah kulonprogo. Hari itu, minggu 23 mei, memang dilaksanakan bakti sosial pengobatan gratis untuk umum di Dusun Gunung kelir, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo Kulonprogo.
Baksos kali ini tereselenggara berkat kerjasama antara tim dari Rotary Club Jogja, Vihara Karangdjati dan Vihara Giriloka Kulonprogo, dengan memanfaatkanmomentum menjelang perayaan waisak 2554 tahun 2010. Tercatat sebanyak 300an orang hadir mendaftar sebagai pasien untuk mendapatkan pengobatan gratis, meski hanya pengobatan ringan. Selain menggunakan pengobatan medis, tim rotary juga menyediakan layanan pengobatan alternatif yang ternayat cukup diminati masyarakat.
Selain pengobatan gratis untuk umum, dilakukan juga pembagian sembako gratis, kepada keluarga-keluarga yang dianggap membutuhkan. Melihat sukses dan bermanfaatnya acara ini, semoga acara serupa dapat terselenggara lagi di kesempatan lain







Jumat, 14 Mei 2010

Doa Syukur HUT Kabupaten Sleman


Dalam rangka menyambut ulang tahun Kabupaten Sleman yang ke-94, diadakan Puja Bakti dan doa syukur umat Buddha, di Vihara Karangdjati pada hari Rabu 5 Mei 2010 jam 5 sore. Berbeda dengan acara-acara serupa sebelumnya,  karena diadakan di Vihara Karangdjati. Pada tahun-tahun sebelumnya, acara selalu diadakan di kompleks pemda kabupaten Sleman.
Acara ini dihadiri sekitar 60 umat, di pimpin oleh Romo dari PD Magabudhi DIY. Perwakilan dari Pemkab Sleman juga hadir. Acara ini merupakan acara rutin tiap tahun, yang bertujuan untuk mendekatkan pemerintah dengan umat beragama, sekaligus menunjukkan perhatian umat beragama terhadap perkembangan daerahnya.

Rabu, 14 April 2010

Perayaan Ulang Tahun SMB Karangdjati dengan Kunjungan ke Panti Asuhan Sayap Ibu


Tanpa terasa sudah satu tahun sekolah minggu Vihara karangdjati aktif melakukan kegiatannya. Atas dasar niatan ingin memberikan pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai etika dan norma sesuai ajaran Dhamma  kepada anak-anak Buddhis di Jogja, maka sejak 5 April 2009 setahun yang lalu, Sekolah Minggu Karangdjati aktif kembali.
Tanggal 5 April itu yang kemudian dicatat sebagai hari ulang tahun Sekolah Minggu Vihara Karangdjati. Peringatan ulang tahun Sekolah Minggu Vihara Karangdjati ini di sambut antusias oleh segenap pengurus vihara, pengurus sekolah minggu, anak-anak murid sekolah minggu beserta orang tuanya semua larut dalam kegembiraan satu tahun sekolah minggu. Kegembiraan yang wajar, karena yang tadinya bermula dari 7 anak, sekarang sudah tercatat 50 anak sebagai muridnya, serta capaian-capain lain seperti prestasi dll.
Kegembiraan ulang tahun Sekolah Minggu ini dirayakan dengan berbagi kebahagiaan di Panti Asuhan cacat ganda Sayap Ibu, yang berlokasi di dusun Kadirojo,  Purwomartani Kalasan Sleman. Kunjungan ini selain berbagi kegembiraan juga melatih kita semua untuk mengembangkan rasa kepedulian terhadap sesama. Bagi anak-anak sekolah minggu, diharapkan setelah selesai acara ini juga akan lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal berguna, mengingat sudah punya bekal berupa lahir dengan kondisi yang lebih beruntung dari teman-teman panti asuhan.
Panti asuhan cacat ganda sayap ibu ini adalah panti asuhan yang menampung anak-anak dengan kondisi cacat ganda, yaitu fisik dan mental, dengan demikian perlakuannya juga sangat khusus, bahkan ada beberapa yang harus tergantung dengan orang lain.
Itulah sebabnya acara kunjungan ini dimulai dengan mengunjungi semua bangsal tempat penghuni panti diasuh, agar melihat jelas kondisi yang terjadi. Setelah berkeliling dan didijelaskan oleh pengasuh panti tentang hal-hal yang diderita penghuninya dan penanganannya, baru kemudian berkumpul bersama antara anak-anak sekoloah minggu dengan anak-anak penghuni panti yang memungkinkan untuk ikut acara.
Dalam ruangan, dilakukan sambutan singkat ketua Sekolah Minggu dan juga pengasuh panti, dilanjutkan dengan potong kue ulang tahun. Acara semakin ramai ketaika anak-anak sekolah minggu dan anak-anak panti bermain bersama, sampai waktu makan siang. Acara pun diakhiri dengan makan siang bersama.
Sebelum berpamitan, rombongan sekolah Minggu Karangdjati melakukan foto bersama dengan penghuni panti dan menyerahkan bantuan ke panti, hasil pengumpulan dana dari anak-anak sekolah minggu dan orang tuanya.
Selamat ulang tahun Kepada Sekolah Minggu Karangdjati, semoga makin maju..








Pernikahan Sdr Andros Marliemna, Liem dengan Sdri Elly Istianti

Pada hari Jumat tanggal 19 Maret 2010 telah melangsungkan pemberkahan Pernikahan di Vihara Karangdjati, yaitu Sdr Andros Marliemna, Liem dengan Sdri Elly Istianti. Upacara pernikahan ini dilakukan oleh Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (MAGABUDHI) DIY dan 
Vihara Karangdjati sebagai fasilitator tempat.

Atas nama pengurus dan umat Vihara karangdjati mengucapkan selamat berbahagia menjadi keluaraga baru kepada Sdr Andros Marliemna Liem, dan Sdri Elly Istianti, semoga selalu berlimpah berkah kebajikan dan dalam lindungan sang Tiratana.



Kunjungan Guru-Guru Agama Buddha se-Propinsi Bali


Senin pagi, tanggal 8 Maret merupakan hari sibuk bagi Vihara Karangdjati. Pagi itu, Rombongan guru-guru Agama Buddha se-Provinsi Bali berkunjung ke Vihara Karangdjati. Kunjungan merupakan rangkaian dari acara dharmayatra guru-guru agama se-Propinsi Bali Ke Jogja dan sekitarnya, utamanya ke Candi Agung Borobudur.
Dalam kunjungan ke Vihara Karangdjati ini, karena peserta dalam kondisi kecapekan, maka digunakan untuk berisitirahat, makan pagi dll sampai dirasa cukup sehat kembali. Setelah itu dilakukan perkenalan pengurus Vihara yang hadir, sekilas sejarah dan kegiatan Vihara Karangdjati.
Kemudian, dilanjutkan perkenalkan balik dari peserta Dharmayatra dari Bali, serta penjelasan maksud dan tujuan kunjungan ke Vihara Karangdjati. Peserta juga menyempatkan diri melakukan puja bakti, sebelum kemudian berpamitan untuk melanjutkan ke rute Dharmayatra berikutnya.







Selasa, 16 Maret 2010

Magha Puja 2553 tahun 2010

Magha Puja 2553 tahun 2010 di Vihara Karangdjati telah dilaksanakan pada hari Hari Sabtu, 27 Pebruari 2010. Acara yang dimulai tepat jam 19.00, dan dihadiri sekitar 120 umat itu berlangsung dengan lancar dan khimad, dan berkenan hadir Y.M Jotidhammo Mahathera.

Dalam Kotbahnya, Bhante Jotidhammo menekankan tentang pentingnya umat Buddha untuk tetap mengusahakan berada dalam jalur spiritual dan terus berjuang berproses menuju kebebasan. Salah satunya adalah dengan menekankan sikap untuk sabar, dan mampu mengendalikan segala keresahan dan kemarahan, seperti yang disampaikan Sang Buddha pada khotbah pada peristiwa Magha, yaitu kesabaran adalah praktek yang tertinggi








.

Kamis, 25 Februari 2010

Gathering Family Tahun Baru Imlek 2561

Pada hari Minggu, tanggal 21 Pebruari 2010, Vihara karangdjati menyelenggarakan acara gathering family, mengakrabkan keluarga-keluaraga di karangdjati menggunakan momentum Tahun baru Imlek 2561. Maka berkumpulah sekitar 160 orang, mulai dari anak-anak murid Sekolah Minggu, para remaja, pemuda, orang tua dan sesepuh bersatu dalam permainan bersama penuh kebahagian. 

acaranya sendiri berupa pemetikan pohon angpao, anak-anak dan para remaja harus nampilin sesuatu sesuai undian, sebelum kemudian memetik pohon angpao, isi angpao tergantung keberuntungan, yang dipentingkan adalah keakraban

berikut foto-fotonya :

  
nyanyi dulu sebelum petik angpaonya..


goyang duyuuu, disconya nggemesin, hihihi

 
petik angpaounya, keberuntungan tergantung karma baik, hehehe 

  
lho, lho, baromgsainya lepas...


makan bersama, ambil sendiri ya..


ada hadiah khusus buat yang menang lomba menggambar macam, hrrrrr



semua generasi bergembira dan akrab bersama

Selasa, 16 Februari 2010

Anjangsana


 

  
Ada semangat baru dari umat Vihara Karangdjati memasuki tahun 2010 ini. Dengan pertimbangan ingin lebih akrab, dan keinginan menjadi satu “keluarga” besar, vihara karangdjati menyelenggraakan program anjangsana ke rumah umat-umat Vihara.  Direncanakan dalam satu bulan ada satu kunjungan ke rumah umat Vihara, dan umat yang lain akan datang beranjangsana.
Untuk kesempatan di Bulan Pebruari ini, kunjungan dilakukan ke rumah keluarga Bpk Suharno- Ibu Liliyani. Acara ini disambut antusias dengan kedatangan sekitar 30 umat. Se;ain beramah-tamah dengan tuan rumah, acara juga diisi dengan Puja Bakti.
Diharapkan acara ini akan dapat mengikatkan satu keluarga dengan keluarga lain sebagai keluarga besar  Vihara Karangdjati.