“Adik-adik baris yang rapi ya, tuh Bhante dan Samanera saja rapi sekali!” Kakak-kakak sekolah minggu mengatur barisan adik-adiknya. Suasana riuh karena harus mengatur anak-anak terdengar. Ditambah dengan pertanyaan kenapa harus lepas alas kaki, apa boleh ngasih uang dll, acara pindapata yang diadakan kali ini emang menjadi ajang pengenalan salah satu tradisi Buddhis yang efektif.
Siang hari Minggu tanggal 18 Juli 2010, Sekolah Minggu Vihara Karangdjati berkunjung ke Vihara Mendut, dengan acara khusus untuk melaksanakan Pindapata, berdana makan kepada para Bhikkhu dan samanera. Hal ini dilakukan bertepatan dengan pelaksanaan Program Pabbaja Samanera Sementara dari Sangha Theravada Indonesia .
Pindapata adalah tradisi para samana. Para Bhikkhu dan samanera akan berjalan keluar vihara ke kampung-kampung untuk memberi kesempatan berdana makanan kepada Umat awam. Makanan itu dikumpulkan dalam mangkuk atau pata, sehingga dikenal dengan pindapata. Karena kondisi yang tak memungkinkan layaknya di negara Buddhis, di Indonesia tradisi ini jarang dilakukan. Akibatnya muncul kurangnya pemahaman tentang Pindapata ini, sehingga sering ditemukan praktek-praktek yang kurang tepat dalam Pindapata misalnya memberikan dana berupa materi, bukan makanan. Nah, kesempatan ini bagus bagi anak-anak sekolah Minggu Vihara Karangdjati, karena berkesempatan untuk belajar dan langsung praktek Pindapata.
Begitu jadwal makan siang bagi para Bhkkhu dan samanera, anak-anak ini telah siap dengan paket makanannya. Satu-persatu Para samana lewat di depannya, satu persatu mereka memberikan paket makan itu ke dalam mangkok para samana itu. Setelah itu, semua ikut kedalam ruang makan para samana untuk mengikuti renungan terhadap makanan. Kesmepatan berkunjung ke vihara Mendut, juga dimanfaatkan dengan baik untuk melihat keindahannya sekaligus foto-foto tentu saja.
ayo baris yang rapi..
mana sih Bhantenya, gak datang-datang.. (tolah-toleh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar