Kamis, 25 Februari 2010

Gathering Family Tahun Baru Imlek 2561

Pada hari Minggu, tanggal 21 Pebruari 2010, Vihara karangdjati menyelenggarakan acara gathering family, mengakrabkan keluarga-keluaraga di karangdjati menggunakan momentum Tahun baru Imlek 2561. Maka berkumpulah sekitar 160 orang, mulai dari anak-anak murid Sekolah Minggu, para remaja, pemuda, orang tua dan sesepuh bersatu dalam permainan bersama penuh kebahagian. 

acaranya sendiri berupa pemetikan pohon angpao, anak-anak dan para remaja harus nampilin sesuatu sesuai undian, sebelum kemudian memetik pohon angpao, isi angpao tergantung keberuntungan, yang dipentingkan adalah keakraban

berikut foto-fotonya :

  
nyanyi dulu sebelum petik angpaonya..


goyang duyuuu, disconya nggemesin, hihihi

 
petik angpaounya, keberuntungan tergantung karma baik, hehehe 

  
lho, lho, baromgsainya lepas...


makan bersama, ambil sendiri ya..


ada hadiah khusus buat yang menang lomba menggambar macam, hrrrrr



semua generasi bergembira dan akrab bersama

Selasa, 16 Februari 2010

Anjangsana


 

  
Ada semangat baru dari umat Vihara Karangdjati memasuki tahun 2010 ini. Dengan pertimbangan ingin lebih akrab, dan keinginan menjadi satu “keluarga” besar, vihara karangdjati menyelenggraakan program anjangsana ke rumah umat-umat Vihara.  Direncanakan dalam satu bulan ada satu kunjungan ke rumah umat Vihara, dan umat yang lain akan datang beranjangsana.
Untuk kesempatan di Bulan Pebruari ini, kunjungan dilakukan ke rumah keluarga Bpk Suharno- Ibu Liliyani. Acara ini disambut antusias dengan kedatangan sekitar 30 umat. Se;ain beramah-tamah dengan tuan rumah, acara juga diisi dengan Puja Bakti.
Diharapkan acara ini akan dapat mengikatkan satu keluarga dengan keluarga lain sebagai keluarga besar  Vihara Karangdjati.

Keluarga Dalam Dhamma


Menjawab kebutuhan umat akan pentingnya pemahaman dhamma pada tingkat praktis pada perumah tangga, maka Vihara Karangdjati meluncurkan program baru, yaitu Keluarga Dalam Dhamma.
Acara ini berformat semacam sharing dhamma, dengan tema-tema praktis seputar masalah-masalah keluarga. Hal ini diperlukan agar Dhamma itu bisa dipahami bukan sekedar nilai-nilai ideal, tapi juga praktis dan dapat dilakukan kapan saja. Acara ini juga bukan wujud curhat keluarga dengan membawa msalah keluaraga ke Vihara,  namun sekedar pada diskusi dan masukan nilai-nilai yang berguna untuk satu keluarga.
Acara ini diselengarakan setiap hari Senin, mulai jam 8 malam, dan dilakukan setiap dua minggu sekali. Karena ini keluarga yang menjadi sasarannya, maka diharapkan pesertanya bukan saja istri atau suami saja, tapi suami-istri. Dengan demikian akan mengkondisikan suami-istri dalam pemahaman yang sama akan ajaran Dhamma.

Selasa, 02 Februari 2010

Dhammaclas Bersama Bhante Dhammadhiro

 


  


Hari kamis, tanggal 22 januari 2010, Vihara Karangdjati mengadakan acara Dhammaclas. Pada kesempatan ini hadir Bhante Dhammadhiro Mahathera sebagai pembicara. Pada kesempatan tersebut, Bhante Dhammadhiro menguraikan tentang arti Penting Sang Buddha bagi umat Buddha.
Buddha, dalam bahasa Indonesia sepadan dengan kata Bangun, yang tersadarkan, atau yang tercerahkan. Artinya orang yang yang telah terdabngun, atau yang tersadar mata batinnya, sehingga telah merealisasi batin yang bebas dari kebencian, keserakahan dan kebodohan. Karena ketiga hal tersebut meruipakan akar dari kejahatan, maka dapat dikatakan bahwa Buddha merupakan kondisi batin tertinggi secara spiritual.
Bagi umat Buddha, Sang Buddha merupakan guru yang pantas dihormati. Penghormatan ini didasarkan kepada sifat agung seorang Buddha, atas pencapaian spiritualnya, sehingga dapat memotivasi umat Buddha untuk berjuang menuju ke keadaan tersadarkan itu.
Kedua, penghormatan yang didasarkan atas teladan yang diberikan, sehingga umat Buddha bisa mempunyai gambaran tentang tingkah laku, berucap dan berpikir yang ideal menuju ke pencapaian batin tertinggi.
Ketiga, penghormatan atas dasar jasa-jasa Sang Buddha yang telah mengajarkan ajaran kebenaran Dhamma kepada semua makhluk. Atas cinta kasih Beliau banyak sekali makhluk hidup yang terbebaskan dari arus penderitaan, menuju ke pembebasan spiritual yang tertinggi.
Acara Dhammaclas ini dihadiri sekitar 70 orang. Berlangsung menarik, karena menggunakan metode tanya jawab, hingga waktu telah lewat jam 21.00 baru ditutup. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan membawa kemajuan bagi semuanya.


ASEAN International Budhhist Youth Exchange Malaysia 2010


Awal tahun kemarin, diselenggarakan kegiatan bertajuk ASEAN International Buddhist Youth Excange 2010. Pemuda Theravada Indonesia, Patria, adalah organisasi Buddhis satu-satunya di Indonesia yang merupakan member dari Word Feloship Of  Buddhist Youth, sehingga berhak mengirimkan anggotanya untuk ikut dalam acara tersebut. Pada kesempatan ini PATRIA mempercayakan kepada tiga anggota PATRIA dari Yogyakarta. Berikut laporannya :





“Joy, Fellowship, Leadership” itulah tema besar yang diangkat dalam program pertukaran pemuda Buddhis “ASEAN International Buddhist Youth Exchange (IBYE) 2010” yang digelar di Selangor , Malaysia. Dihadiri oleh 62 pemuda Buddhis dari 9 negara,  ASEAN IBYE 2010 menjadi kancah pertukaran pikiran dan budaya antar generasi muda Buddhis internasional. Bertujuan menumbuhkan pemimpin muda Buddhis yang potensial, program 10 hari ini menghadirkan beragam persepsi, pengetahuan, pemahaman, tantangan, dan ‘kalyana mitta’ yang baru.

                Mengawali langkah di tahun baru 2010, Pemuda Theravada Indonesia (PATRIA) yang merupakan anggota dari World Fellowship of Buddhist Youth (WFBY) berkesempatan mengikutsertakan wakilnya dalam ajang ASEAN International Buddhist Youth Exchange (IBYE) 2010. Empat (4) orang wakil dari PATRIA tersebut ialah, Aryasatyani Dhyani Karuna (DPD D.I. Yogyakarta), Indra Gautama Widya dan Intan Gadis Trisnawati (DPC Kota Yogyakarta), serta Yuliaty (DPC Medan). Mereka sekaligus mewakili Republik Indonesia dalam pertukaran pemuda Buddhis yang dihadiri 62 aktivis muda Buddhis dari Bangladesh, India, Nepal, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Thailand, Taiwan dan selaku tuan rumah Malaysia.
                Exchange program berdurasi 10 hari ini diawali dengan home stay program, dimana peserta internasional diberi kesempatan merasakan kehangatan keluarga Buddhis lokal Malaysia pada 1-3 Januari 2010. Berbagai kisah unik terjadi selama 3 hari kebersamaan dengan keluarga angkat ini, yang pasti hubungan kekeluargaan yang terjalin tak akan lekang oleh waktu.
                Hari ke-4 adalah kali pertama seluruh delegasi dari berbagai negara dipertemukan di Fo Guang San Temple, Jenjarom, Malaysia untuk melanjutkan inti program yaitu “Inspiring Youth Through Joy, Fellowship, Leadership” training and workshops. Berbagai workshop telah dipersiapkan dengan matang, sesi-sesi materi yang padat dengan pembelajaran serta diskusi untuk memberikan kontribusi atas situasi aktual yang dihadapi generasi muda dalam masyarakat Buddhis baik lokal maupun internasional. Setiap sesi berlangsung interaktif dengan metode studi kasus, sesi motivasi, inspirational talks, dan sharing yang dipandu oleh para pembicara Buddhis dan Dhamma workers lokal dan dari beberapa negara, antara lain : Bro. Vijaya Samarawickrama dan Bro. Benny Liow (Malaysia), Mr. Danai Chanchaochai (Thailand), serta Sis. Yap Ching Wi (Singapura).
                Layaknya program pertukaran budaya lain, tak lengkap rasanya jika delegasi internasional tak diberi kesempatan mengunjungi lokasi lokasi bersejarah dan pusat budaya tuan rumah. 2 hari dalam IBYE 2010 (7-8 Januari 2009) diisi dengan kegiatan tur. Bukan sekadar cuci mata dengan keindahan dan keberagaman budaya di negara multi-racial Malaysia, delegasi internasional juga diajak mendalami sejarah Malaysia melalui heritage trail hunt di historical state of Malacca yang merupakan UNESCO World Heritage Site di Malaysia. Selain Melaka (Malacca), lokasi bersejarah lain yang menjadi favorit adalah Batu Caves, merupakan kuil Hindu tertua dan terbesar di Malaysia yang berlokasi 13 km di Utara Kuala Lumpur.
                Siapa yang tak tahu Petronas Twin Tower? Menara kembar yang menjadi ikon Malaysia ini sempat dinobatkan menjadi world tallest buildings pada 1998-2004, serta memiliki biggest shopping mall di dasarnya yaitu Suria KLCC (Kuala Lumpur City Center). Masih dalam rangkaian tur IBYE 2010, para peserta internasional mendapat kesempatan langka untuk bisa menginjakkan kaki di Petronas Twin Tower’s Skybridge yang berada pada lantai 41-42 Petronas Twin Tower, jembatan langit itu memiliki ketinggian 170 m, panjang 58 m, dan berat 750 ton. Sungguh menjadi kenangan luar biasa yang tak terlupakan dapat menyeberangi angkasa bersama sahabat dari 9 negara.
                Pada hari ke-9, sebuah gala konser bertajuk “IBYE JFL (Joy, Fellowship, Leadership) Concert” digelar sebagai puncak inaugurasi program IBYE 2010. Dengan venue Malaysian Tourism Center di jantung kota Kuala Lumpur. Delegasi internasional IBYE memukau penonton yang hadir dengan menyajikan pentas budaya dari negara asalnya. Selain itu berbagai pertunjukan telah disiapkan antara lain oleh artis-artis Buddhis Malaysia kenamaan seperti i.gems dan MoD (Messenger of Dhamma). Dalam konser tersebut juga dibacakan “Malaysia Declaration” yang merupakan aspirasi, visi, dan misi pemuda Buddhis dari 9 negara, konser diakhiri dengan penampilan seluruh delegasi menyanyikan official song IBYE “Our Journey Together”.
                Dalam ajang cultural party dan IBYE JFL Concert, delegasi Indonesia tampil mempesona dengan menyajikan dua buah tarian tradisional Indonesia. Yang pertama adalah Tari Indang yang merupakan tarian penyambutan dari Padang, Sumatra Barat, dan yang kedua adalah Tari Merak dari Jawa yang ditampilkan oleh Aryasatyani. Sebuah kehormatan juga dirasakan delegasi PATRIA Indonesia, karena Ibu Camelia Dharmawan dari Magabudhi Indonesia yang sekaligus WFBY advisor berkenan hadir dan menyaksikan. Berkat dukungan Ibu Camelia juga sehingga delegasi PATRIA Indonesia dapat ikut serta berpartisipasi dalam IBYE 2010.
                Tak dipungkiri 10 hari kebersamaan telah menumbuhkan kedekatan dan keakraban di antara para delegasi internasional dari berbagai negara. Kesedihan dan isak tangis menghiasi acara penutupan program pada hari terakhir 10 Januari 2010. Menyaksikan momen-momen yang dilalui bersama dalam video dokumentasi IBYE 2010 , meditasi perenungan, serta testimoni dari para peserta membuat air mata jatuh tak tertahankan. “Jangan katakan selamat tinggal, tapi katakan sampai jumpa lagi, karena kita akan selalu menjadi “kalyana mitta” teman dalam Dhamma selamanya”. Pesan Lee Jin Hwa, organizing chairperson of IBYE 2010.
                Akhir kata, anumodhana kami haturkan pada DPP PATRIA, DPD PATRIA, Magabudhi, World Fellowship of Buddhist Youth (WFBY) atas dukungannya pada Delegasi Indonesia, serta terimakasih tak terhingga kepada committee penyelenggara IBYE 2010 Young Buddhist Association of Malaysia (YBAM) atas segala waktu, tenaga, pikiran, dan usaha yang tercurah untuk mewujudkan program IBYE ini.
“It is the overall journey that makes the final destination sweeter than ever”