Atas dasar kebutuhan pendidikan Dhamma kepada anak-anak, maka sekolah mingggu di aktifkan kembali setelah sempat mengalami kevakuman. Dhamma, sebagai sebuah pengetahuan maupun sebagai tuntunan tingkah laku akan sangat baik apabila diajarkan kepada anak dari dini. Meski demikian, mengajarkan Dhamma kepada anak-anak generasi penerus tidaklah gampang.
Di samping faktor lingkungan seperti sekolah yang kadang kurang kooperatif menyediakan guru Agama Buddha, atau juga faktor minoritas yang menjadikan anak-anak minder, juga dari faktor keluaraga misalnya kurang perhatian orang tua terhadap pentingnya pendidikan Dhamma kepada anak-anaknya.
Untuk itu, maka wadah pendidikan Dhamma kepada anak-anak yang dapat dikelola secara baik dan berkelanjutan mutlak diperlukan. Sekolah minggu Vihara Karangdjati hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut di Yogyakarta.
Hari bersejarah itu akhirnya tiba. Setelah mengalami masa persiapan yang cukup panjang, akhirnya minggu kemarin tanggal 5 April 2009, sekolah Minggu Vihara Karangdjati kembali aktif. memang belum sempurna sekali persiapan yang dilakukan, karena masih ada beberapa sarana belajar yang masih dalam proses penyelesaian. hanya saja, dengan semangat bahwa apapun kondisinya, harus segera diwujudkan, karena mundur hanya akan menambah alasan utnuk mundur berikutnya.
Sekolah Minggu Vihara Karangdjati, di desain tidak dalam kelas formal, materi diberikan dengan memperhatikan keseimbangan antara cipta, rasa dan karsa. Juga bukan semata-mata memberikan bekal pengetahuan, namun juga keterampilan, emosi serta spiritual. materi yang diberikan juga bukans emata-mata dhamma teoritis, tapi juga nilai-nilai praktis, etika serta nilai-nilai sosial, serta keteramapilan penunjang yang dianggap perlu. Selain itu, disesuaikan juga dengan keadaan lingkungan, serta kecenderungan minat anak-anak.
Dengan misi
2 komentar:
Semoga dengasn dibuka nya kembali SMB Karangdjati, masyarakat Yogya dapat memanfaatkannya.
Vihara tertua di Yogya mesti dirawat, malah mungkin bisa menjadi semacam tempat kunjungan turis, tak terbatas pd orang Buddhis saja. Ada nilai sejarah disitu.
Posting Komentar